Pages

Labels

Sabtu, 29 Oktober 2011

Batu Kunci (Key Stone)


Di seluruh dunia, gedung-gedung yang dibangun para Mason memang selalu memiliki Batu Kunci. Ini merupakan salah satu warisan rahasia para Templar dalam teknik bangunan. Para Mason mewarisinya sampai hari ini dan para arsitek dunia harus berterima kasih pada mereka.
Istilah batu kunci merupakan teknik orisinal Templar dalam membangun gereja-gereja bundarnya  yang banyak dibangun ketika ordo  rahasia militer tersebut menguasai Yerusalem dan Eropa sebelum penumpasannya pada hari jum’at 13 Oktober 1307.
Batu kunci Atau Keystone merupakan teknik mengikat susunan-susunan batu-batu yang membentuk sebuah kubah, sehingga batu-batu itu saling mengikat satu sama lain. Kunci selalu diletakkan di tengah-tengah, tempat paling atas dan paling tinggi dari suatu kubah, The Dome. Dan biasanya Templar memahat simbol bunga mawar pada Batu Kunci tersebut, sehingga semua bangunan praktis berada dalam lindungan Sang Mawar, nama lain dari Venus, Osiris, atau perawan suci Maria Magdalena. Semua yang menyimbolkan kesucian dan kekuatan feminitas yang memang dipuja oleh para Templar.
Mungkin tanpa banyak orang yang tahu, semua jemaat gereja di seluruh Eropa yang tiap pecan mengadakan kebaktian di dalamnya sesungguhnya berada dalam pengawasan Sang Dewi Venus.
Jika kemudian Batu Kunci disisipkan di tengah lengkungan sebuah gerbang. Maka itu memiliki arti lain. Sebuah gerbang yang melengkung di atasnya, ini juga khas Templar, sesungguhnya menyimbolkan bentuk –maaf- kemaluan perempuan, Vulva. Batu Kunci yang berada di atas lengkungan, dan di pahat dengan simbol Venus berbentuk bunga mawar, juga melambangkan Clitoris, Sumber kekuatan sekaligus sumber kebahagiaan dari feminitas.
Fleur De Secret…
Ya bunga rahasia. Para Mason lazim mengukir simbol bunga mawar pada Batu Kunci. Mamar  adalah simbolisasi  paling kuat bagi Eros, kekuatan dari Isyhtar, Dewi seksualitas atau syahwat. Sebab itu, sampai sekarang simbolisasi cinta selalu menggunakan bunga mawar. Setiap tanggal 14 februari, seluruh dunia dipenuhi bunga mawar para pemuja Hari Valentine tidak bisa lepas dari bunga itu. Walau sesungguhnya ada kesalahan translasi yang fatal sejak dulu jka menyamakan Hari Valentine dengan Hari kasih sayang. Hari Valentine itu lebih tepat diterjemahkan sebagai hari Eros, Hari Seksualitas, atau bisa juga disebut sebagai Hari Isyhtar, Sang Dewi Syahwat, karena sejarahnya memang demikian. Sedang pengertian kasih sayang lebih dalam dan lebih luas ketimbang sisi seksualitas semata. Bahasa inggris membedakan antara kata ‘Cinta’ dan ‘Kasih Sayang’. Antara ‘Love’ dengan ‘Affection’. Bahasa inggris adalah bahasa lingua pura yang masih bertahan dalam bentukya yang asli sejak dulu.
Lalu apakah bunga yang ada di Batu Kunci gerbang Museum Sejarah Jakarta itu juga berbentuk mawar ??
Ada dua pendapat. Ada yang mengatakan lebih mirip bunga lotus, ada pula yang meyakini jika itu bunga mawar. Yang jelas jumlah kelopak duabelas rangkap dua, dengan pusat bunga yang mirip dengan nanas, karena ada garis yang saling-silang.
Kedua pandangan tersebut tidak salah sebenarnya keduanya memiliki arti yang sama. Lotus dan mawar sama-sama mamiliki makna religious yang serupa, kelahiran kembali dan juga cinta. Keduanya sama-sama menyibolkan kekuatan feminitas Sang Dewi.
Sumber : Rizki Ridyasmara, The Jacatra Secret Misteri Simbol Iblis Di Jakarta, Salsabila Kautsar, Jakarta, 2001, hal 83




0 komentar:

Posting Komentar