Pages

Labels

Kamis, 03 November 2011

Bundaran Hotel Indonesia


Di zaman Gubernur Ali sadikin, bundaran Hotel Indonesia merupakan tempat dilangsungkannya malam muda-mudi pada setiap malam pergantian tahun, di mana sejumlah panggung hiburan rakyat didirikan dan warga Jakarta dan sekitarnya tumpah ruah di sana.
Pada zaman Soeharto, bundaran Hotel  Indonesia malah kerap kali dijadikan panggung demonstrasi oleh berbagai elemen massa dan berbagai kepentingan. Selain itu, sejumlah bangunan dan situs sejarah yang ada di Jakarta juga rusak ketika gelombang unjuk rasa besar-besaran terjadi sepanjang Mei 1998. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mencanangkan gerakan rehabilitasi Jakarta agar kembali menjadi kota yang rapi dan besar, seperti kota Negara lainnya. Salah satu proyeknya adalah merehanilitasi Bundaran Hotel Indonesia, lengkap dengan air mancur dan patung Tugu Selamat Datangnya, agar kembali menjadi salah satu ikon Jakarta yang cantik selain Monas. namun program air mancur di tahun 2001 itu terfokus pada istilah yang kental bernuansa Luciferianistiknya.
CAHAYA
Nama proyeknya “Membangun Kebanggaan Nasional Melalui Pencahayaan”.
Dalam perencanaannya, seluruh bundaran air mancurr akan dipagar, pompa baru dan ratusan kran air dipasang mengelilingi Tugu Selamat Datang yang berdiri di tengahnya, disertai dengan banyak lampu sorot di berbagai sisi. Di malam hari, air mancur dengan tugunya ini akan dibanjiri cahaya hingga menimbulkan efek tertentu.
Yang mencurigakan, kontraktor  yang ditunjuk untuk menangani ‘Pencahayaan ‘ ini adalah General Elektric (GE). Ini adalah perusahaan yang sama juga bertanggungjawab atas tata cahaya Patung Liberty di Washington DC dan Chain di Hongaria. Di jawa Tengah, GE menangani tata cahaya candi Prambanan.
Sejak tahun 1957 hingga 1961, GE bahkan termasuk dalam lima besar kontraktor militer Pentagon di samping General  Dynamic, Boeing, Lockheeed dan North America Aviation sejak 2006, GE telah meluncur turun keurutan empat belas besar . Walau demikian, nilai laba yang diperoleh GE di tahun itu masih sangat besar, tidak kurang dari $ 2,3 miliar dari Departemen Pertahanan AS, dengan mengerjakan sistem persenjataan untuk Helikopter tempur UH-60 dan pesawat multiguna F/A-18 Hornet. Keduanya digunakan di Irak.
Sangat yakin , semua perusaahan itu terkait dengan cita-cita kaum Lucirferian: Novus Ordo Seclorum, upaya penghancuran terhadap semua agama-agama langit.
Cahaya dalam bahasa latin disebut Lucifer. Dan tema inilah yang menjadi focus rehabilitasi air mancur Bundaran Hotel Indonesia. Entah mengapa, salah satu ikon ibukota ini seakan melengkapi ikon Jakarta lainnya, Tugu Monas, Simbol The Sacred Sextum yang jika dilihat dari atas berdiri titik pusat sebuah piramida. Monas adalah obelisk juga yang merupakan stuktur bangunan untuk menjelang kedatangan Anti-Christ turun ke bumi. Orang-orang Islam menyebutnya sebagai Dajjal al-Masih.

Sumber : Rizki Ridyasmara, The Jacatra Secret.

0 komentar:

Posting Komentar